Minggu, 30 Januari 2011

Kejang Pada Anak

Kadang kalau menerima pasien dengan kejang pada seorang anak, aku agak "kerepotan" juga. Repotnya bukan masalalah bagaimana mengatasi kejang si anak yg datang ke praktek ku, sikap dan kegelisahan dari orang tua sianak yg kadang "menggangguku". .....tolong anakku cepat dok ! Mudah-mudahan tulisan ini bisa menambah ketenangan para orang tua dalam menghadapi anak yg kejang.  Sebahagian besar kejang pada anak yg usianya dibawah 5 tahun umumnya dipicu oleh demam yang tinggi. Ambang batas demam, sampai menimbulkan kejang pada anak kadang pada tiap anak berbeda. Ada anak yg demamnya baru 38,5 derajat celcius sudah menimbulkan kejang pada anak. berikut ini tips dalam menghadapi anak yg kejang karena demam:
  1. Yang paling penting adalah anda harus tenang, secara umum kejang pada anak yg di picu oleh demam biasanya tidak berbahaya.
  2. Saat anak kejang, segeralah membuka baju yg ada pada si anak. dgn membuka baju diharapkan panas dari tubuh akan berkurang karena penguapan.
  3. Hindari lidah tergigit oleh gigi anak dgn memasang benda tumpul (bisa ujung sendok yg dilapisi kain) diantara dua gigi.
  4. Jangan pernah memberikan makanan/minuman apapun kepada si anak saat anak kejang, hal ini dimaksud karena refleks menelan pada anak yg kejang/tidak sadar sama sekali tidak ada dan di khawatirkan akan masuk ke dalam saluran pernafasan yg dapat menyumbat jalan nafas.
  5. Kompreslah dengan air hangat kuku (dgn memakai handuk) pada bagian tubuh anak, leher, ketiak, dada dan selangkangan.
  6. Anda dapat memberikan obat untuk anti kejang melalui anus.(obat ini di beli melalui resep dokter).
  7. Atau segeralah ke dokter untuk tindakan penanganan lebih lanjut.

Minggu, 26 Desember 2010

HIPERTENSI PADA DIABETES

Defenisi hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama  140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg.
Etiologi :
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan,yaitu :
  1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat 95% kasus, faktornya adalah antara lain genetik,lingkungan,hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin angiotensis, obesitas,alkohol,merokok dll.
  2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. terdapat pada 5 % dari seluruh kejadian kasus hipertensi. Hipertensi pada kehamilan juga termasuk pada kelompok ini.


Saat ini begitu banyak obat hipertensi yang beredar. Pengobatan hipertensi memang sangat "individual".  Modifikasi gaya hidup merupakan strategi yang cukup efektif dalam pengobatan pasien dengan hipertensi selain dengan obat anti hipertensi.

Saat kita akan memutuskan untuk memberikan obat antihipertensi, dan bila tidak terdapat indikasi untuk memilih golongan obat tertentu, diberikan diuretik dan atau beta bloker.

Penanganan hipertensi pada pasien dengan DM tipe 2, sangat dianjurkan mempertimbangkan kaidah-kaidah resiko kerusakan organ akibat DM nya. Insiden penderita DM prevalensinya terus meningkat

Beberapa penelitian masih menganjurkan penggunaan ACE Inhibitor  untuk pengobatan awal pada penderita hipertensi  yang menderita DM. Silahkan klik link terkait dibawah ini untuk melihat penjelasan secara ilmiahnya. Ok, mudah-mudahan materi kali ini dapat
membawa manfaat.

Link terkait :
1.Penanganan hipertensi pada DM tipe 2
2.Penggunaan Captopril pada Hipertensi dengan Diabetes
3.Hipertensi dan Diabetes

Senin, 20 Desember 2010

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Hiperemesis Gravidarum merupakan kombinasi kata : Hiper=berlebihan, Emesis=muntah dan Gravidarum=hamil. Jadi pengertian hiperemesis gravidarum adalah muntah yang berlebihan pada seorang ibu yg lagi hamil, sehingga dapat mengganggu aktifitas  sehari-hari.
Sebaiknya jangan pernah menyepelekan kasus hiperemesis pada seorang wanita yang lagi hamil, muntah yang berlebihan yang menyebabkan terjadinya dehidrasi,berat badan menurun sampai terjadinya keluhan mental dalam bentuk delirium, diplopia, nistagmus, serta terdapat benda keton dalam darah sebagai akibat metabolisme anaerobik. Semua akibat dari hiperemesis gravidarum tersebut dapat mengancam kelangsungan kehamilan yg optimal dan bahkan dapat mengancam keselamatan ibu dan janin yang dikandungnya.

Penyebab Hiperemesis Gravidarum.
Sampai saat ini belum jelas penyebab pastinya terjadinya hiperemesis gravidarum ini, beberapa teori menerangkan sebagai berikut :
  1. Psikologis : peran psikologis wanita yang lagi hamil memungkinkan menjadi pencetus. Apakah si ibu dapat menerima kehamilannya yg saat ini terjadi. Dukungan psikologis ibu dan juga suami sangat berperan dalam menjadikannya si ibu "nyaman" dan siap dalam menerima kehamilannya. 
  2. Fisik : teori yg menerangkan masuknya villi khorealis kedalam sirkulasi darah ibu  dan faktor gizi juga mempunyai peran kemungkinan menjadi penyebab hiperemesis gravidarum.

Patofisiologis Hiperemesis  Garavidarum.
Diawali dengan mual dan muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun, dan diuresis menurun. Hal ini dapat menyebabkan perfusi kejaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi oksigen. Oleh karena itu, dapat terjadi perubahan metabolisme menuju kearah anaerobik yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah menjadi lebih tinggi.
Dampak dari semua masalah diatas dapat menimbulkan gangguan fungsi fital berikut ini :

1. Liver :
    a. Dehidrasi yang menimbulakan konsumsi 0ksigen menurun.
    b. Gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus.
    c. Terjadi perdarahan pada parenkrim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum.

2. Ginjal :
    a.Dehidrasi menyebabkan penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun,seperti:
         - Asam laktat
         - Benda keton

    b.Terjadi perdarahan dan nekrosis sel ginjal
        - Diuresis berkurang bahkan dapat anuria
        - Mungkin terjadi albumineria

    c. Sistem saraf pusat.
        - Terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel.
        - Dehidrasi sistem jaringan otak dan adanya benda keton dapat merusak fungsi saraf pusat yang
           menimbulkan kelainan enselofati.
        - Perdarahan pada retina dapat mengaburkan penglihatan.

Secara umum, muntah-muntah yang berlebihan pada seorang ibu yang lagi hamil akan mengancam fungsi umum alat-alat vital dan menimbulkan kematian.


    Minggu, 19 Desember 2010

    KASUS MALARIA ( Study kasus)

    • Nama : Tuan A
    • Umur : 28 tahun
    • Pekerjaan : Bagian Penanaman PT. garingging
    • Alamat : PT.Garingging, Simangambat, Kab. Padang Lawas Utara.
    Datang berobat tanggal 19 Desember 2010, pukul 14.05
    Keluhan utama : demam tinggi disertai menggigil dan muntah-muntah.
    RPS: lebih kurang sejak 2 minggu yang lalu os demam, kadang menggigil dan berkeringat, sakit kepala. Nafsu makan menurun, sejak 4 hari yang lalu os tidak dapat makan dan minum lagi.Perut terasa sakit. Apapun yang dimakan dan yang diminum keluar lagi/dimuntahkan. BAB 1 kali sehari konsistensi lembek, warna dbn.  BAK dbn, warna seperti teh.Os sudah berobat ke bidan, diberikan obat (os lupa nama obatnya) tetapi tidak ada perubahan.
    RPD: os tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
    Pemeriksaan umum :
    Os sadar,Keadaan Umum lemah.
    TD:100/60 mmHg, respirasi 32 kali/menit. Nadi:98 kali/menit, lemah,teratur. Suhu:38,5 derajat celsius.

    Fisik Diagnostik :
    - Konjungtiva pucat
    - Splenomegali 2 jari di bawah arcus costa
    - Lever tdk ada pembesaran
    - Kaku kuduk (-)
    - Peristaltik usus dbn

    Pemeriksaan Laboratorium :
    - Hb: 10,2
    - RDT Malaria : positif 2 (Malaria mix)


    Diagnosa Kerja : Malaria dengan komplikasi.
    Diagnosa Banding :
    1. Demam tifoid
    2. Demam dengue
    3. ISPA

    Pengobatan :
    1. Infus RL 40 tetes/menit ( selang seling dgn dekstrose 5%)
    2. Ranitidin intravena/12 jam
    3. Artesunat intravena 2,4 mg/kgBB . Diulangi 12 jam kemudian. Selanjutnya Artesunat dgn dosis yang
        sama diberikan  per 24 jam, sampai penderita mampu makan/minum. Selanjutnya kalau sudah
        makan-minum diberikan  regimen artesunat+amodiakuin+primakuin (sesuai dosis).
    4. Parasetamol 4 x 500 mg secara oral.
    5. B compleks 3x1.

    CARA MENGHITUNG TAKSIRAN BERAT JANIN (TBJ)

    Ntah kenapa saya lagi semangatnya nulis tentang kehamilan, mudah-mudahan berguna bagi siswa ku di Akbid Paluta Husada.
    Secara umum persalinan pervaginam dapat dilakukan jika memenuhi tiga faktor utama:
    1. Power. (His  ditambah kemampuan ibu mengejan)
    2. Passage (Jalan lahir)
    3. Passanger (Janin,plasenta, dan selaput ketuba
    Berat janin yang berlebih kadang menjadi kendala bagi para bidan yg akan menolong persalinan per vaginam. Disini coba kami sampaikan :rumus menghitung berat janin dalam uterus (rumus Lohnson).

    Berat Janin = (tinggi fundus uteri-12) x 155 gram (jika kepala belum masuk PAP).

    Berat Janin = (tinggi fundus uteri-11) x 155 gram ( Jika kepala sudah masuk PAP).

    Menghitung taksiran berat janin (TBJ) dengan rumus diatas keakuratannya akan meleset , karena faktor sbb:
    • Ketebalan didnding abdomen, ini membuat kita kesulitan dalam menentukan lokasi fundus uteri.
    • Rumus ini tidak dikhususkan untuk wanita Indonesia, pola makan yg berbeda akan menentukan besarnya janin.

    FERN PATTERN

    Ada beberapa cara pemeriksaan untik memastikan apakan cairan yang keluar per vaginam adalah cairan ketuban atau bukan. Pemeriksaan dengan kertas lakmus akan merubah kertas lakmus dari merah menjadi biru, ini dikarenakan air ketuban bersifat basa. Metode lain adalah dengan memeriksa cairan ketuban dengan mikroskop. Fern tes adalah salah satu jenis pemeriksaan cairan ketuban dengan mikroskop, gambaran mikroskopis cairan ketuban adalah seperti daun pakis /fern pattern (lihat gambar). Pemeriksaan tersebut sering dilakukan pada kasus Ketuban Pecah Dini (KPD).

    KETUBAN PECAH DINI (KPD) ATAU PROM (PREMATURE RUPTURE OF THE MEMBRANE)

    Defenisi : adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan proses inpartu. Sebahagian besar pecahnya ketuban secara dini terjadi sekitar usia kehamilan 37 minggu.
    Dalam keadaan normal selaput ketuban akan pecah saat pembukaan persalinan hampir lengkap/lengkap (9-10 cm).
    Sebab terjadinya pecah KPD, sbb :
    1. Infeksi STD, perokok, sosial ekonomi rendah, kelainan genetik, rendahnya vitamin C dan Cu dalam serum, kehamilan kembar, hidramnion, serviks inkompeten.
    2. Sebab lain yg tidak diketahui.

     Diagnosis Ketuban Pecah Dini.
    Diagnosa KPD didasarkan atas :
    1. Riwayat pengeluaran cairan dalam jumlah besar secara mendadak atau sedikit demi sedikit per vaginam.
    2. Pemeriksaan cairan di forniks posterior dgn kertas lakmus, akan berubah warna merah menjadi biru (karena cairan ketuban bersifat basa).
    3. Pemeriksaan cairan ketuban dibawah mikroskop , akan tampak gambaran seperti daun pakis Fern pattern). Klik disini untuk melihat gambarnya.
    4. Dengan pemeriksaan USG.
    Tiga kemungkinan yang dapat dilakukan pada KPD, yaitu :
    1. Konservatif, antara lain : Tirah baring untuk mengurangi keluarnya air ketuban sehingga masa kehamilan dapat diperpanjang, Pemberian antibiotik untuk menghindari infeksi (ampisilin dosis tinggi atau eritromisin dosis tinggi)
    2. Tatalaksana aktif : dilakukan tindakan untuk memperpanjang usia kehamilan dgn memberikan kortikosteroid untuk mematangkan paru janin, tokolitik untuk mengurangi atau menghambat kontraksi otot uterus dan antibiotik untuk mengurangi peranan infeksi sebagai pemicu terjadinya proses persalinan.
    3. Tindakan agresif dengan segera melakukan seksio sesaria. (prolaps tali pusat, gawat janin, tanda infeksi-sepsis, solutio plasenta).
     Permasalahan Ketuban Pecah Dini atau KPD adalah persoalan serius, kegawatan janin dan kematian maternal adalah dua persoalan yg harus diantisipasi. Keadaan janin yang prematur akan menghadapi berbagai kendala umum akibat ketidak mampuannya beradaptasi terhadap kehidupan diluar kandungan. Ketidakmampuan hidup diluar kandungan tersebut semata-mata akibat organ vital yang belum siap untuk menghadapi situasi  yang sangat berbeda dengan keadaan intrauteri sehingga menimbulkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

     
    Powered by Blogger